Tadi saya berjalan-jalan ke sebuah group yang isinya membahas seputar hal-hal yang menyangkut urusan emak-emak, dan anggotanya juga semua emak-emak. Saya membaca sebuah thread tentang seorang emak yang lagi galau, katanya suaminya main belakang dengan wanita lain. Banyak komentar dari emak-emak lain yang ikut berempati dan menasehati untuk benar-benar diselidiki dan dibicarakan lagi baik-baik. Ada komentar yang ikut bercerita bagaimana dulu rumah tangga orangtuanya juga pernah dilanda masalah serupa dan ternyata itu hanya adu domba dari pihak ketiga (sialnya, bapak-ibunya sudah terlanjur perang dunia). Atau komentar yang berempati karena pernah merasakan hal serupa pada dirinya sendiri. Juga ada emak lain yang ikut cerita bahwa dirinya juga sedang galau karena menemukan suaminya menginbox mantannya begini, "Lagi ngapain?". Menurut saya, malah komentar ini yang paling menarik untuk dibahas.
Saya memang hanya silent reader, tapi kemudian lagi-lagi pikiran saya kemana-mana. Saya sering sekali membaca thread serupatapi tak sama di beberapa group lain. Keluhan para istri yang menurut mereka suaminya "genit". Hmm, saya jadi ingat ingin membuat tulisan tentang adab-adab atau tindakan sehari-hari yang pantas dan tidak pantas dilakukan oleh orang yang sudah menikah. Tentu saja menurut saya berdasarkan rule agama yang saya tau. Tapi nanti dulu lah, kita bahas tentang thread yang tadi saja lah ya... :)
Suami "genit", bagus kali ya kalo dijadikan judul. Ada kesan komersilnya. Agak-agak gimana gitu, padahal secara halus sih seperti mengadu domba, hihihi. Yang jelas banyak sekali saya menemukan curhatan para istri di forum-forum dunia maya yang mengeluhkan tingkah laku suami mereka yang menyakitkan. Kenapa saya bilang menyakitkan? Karena memang para istri itu bilang menyakitkan. Dan tahukah Anda wahai kaum adam, eh salah... wahai para suami... perempuan itu perasaannya halus, pada umumnya kepo banget, secara naluriah mudah menilai suatu tindakan, dan sangat mudah merasa tidak dicintai. Mereka fragile. Itu perempuan secara umum loh, apalagi seorang istri. Kalau perempuan lajang mungkin gak akan sesensitif itu. Kenapa pula sebegitu kepo-nya sama laki-laki, atau sebegitu merasa ingin benar-benar dicintai, lah wong belom jadi siapa-siapanya juga kok. Tapi kalau istri... pasti beda bung, wajar dong kepo, atau pengen ngerasa disayang, wong suaminya sendiri kok. Lagian suaminya juga, kalo gak mau di-kepo-in, gak mau sayang sama istri, masih mau genit-genitan gak jelas, kenapa juga nikah. Ya nggak sih? IMHO ini loh ya...
Balik lagi ke curhatan di atas. Kita bahas tentang komentar yang menurut saya paling menarik itu tadi saja ya. Ceritanya si istri galau karena menemukan suaminya menginbox mantannya begini. "Lagi ngapain?". Trus dia tanya ke suaminya, trus katanya malah suaminya marah. Aneh ya... Menurut saya, marah berarti memang ada sesuatu yang salah. Wajar dong terus istrinya galau dan menduga macem-macem. Memang suaminya keganjenan ini ceritanya. Menginbox "lagi ngapain?" duluan, entah via sms, email, atau chatting memang hanyalah sekedar basa-basi, tidak pantas dilakukan oleh laki-laki yang sudah beristri kepada perempuan yang bukan siapa-siapanya (apalagi sama mantannya)...
Tuh kan, malahan saya membahas tentang hal yang tidak pantas dilakukan oleh orang yang sudah menikah. Padahal kan, saya baru akan membahasnya di tulisan yang lain. Tapi sepertinya kalau saya lanjutkan tulisan ini, ujung-ujungnya akan sangat panjang dan tidak fokus. Baiklah, saya berhenti saja sampai di sini.
Intinya, para istri gak suka kan ya kalau suaminya menurutnya "genit" sama perempuan lain. Nah, sebaliknya suami juga pasti gak suka liat istrinya kegenitan sama laki-laki lain. Emang enak ngedapetin istrinya chat sama mantannya, trus istri mulai duluan nanyain "lagi ngapain?". Apalagi jika obrolan berlanjut semakin gak penting lagi dan gak berbobot sama sekali. Akan cemburu kah si suami? Kalau enggak ya, berarti sepertinya kurang sehat ntu suami. Vice versa... Sebagaimana kita, kira-kira begitu juga apa yang dirasakan pasangan kita. Sepanjang bukan cemburu yang berlebihan, menurut saya memang sepantasnya seorang suami atau istri itu sendiri menjaga kehormatan status yang sedang disandangnya. Tidak akan ada asap kalau tak ada api kan ya? Pasangan gak akan galau dan cemburu gak jelas juga kan kalau kita gak berbuat.
Yuk ah, bikin tulisan lain yang lebih fokus deh. Ini cuma sekedar nasehat buat para suami, karena saya juga istri. Dan kalau itu saya, sekedar inbox "lagi ngapain?" seperti tadi, pasti akan melekat di memori saya sampai berpuluh-puluh tahun kemudian. Apalagi lebih dari itu. Dan saya yakin, kebanyakan istri Anda tidak berbeda dengan saya ^_^
Untuk emak yang tadi curhat, alhamdulillah kemudian dia bilang bahwa dia dan suaminya sudah baikan. Jangan ngambek lama-lama ya mak... Dan semoga emak ybs tidak seperti saya dan kebanyakan emak-emak lain, yang jika mengalaminya akan menyimpan memori seperti itu lama sekali.
Saya memang hanya silent reader, tapi kemudian lagi-lagi pikiran saya kemana-mana. Saya sering sekali membaca thread serupa
Suami "genit", bagus kali ya kalo dijadikan judul. Ada kesan komersilnya. Agak-agak gimana gitu, padahal secara halus sih seperti mengadu domba, hihihi. Yang jelas banyak sekali saya menemukan curhatan para istri di forum-forum dunia maya yang mengeluhkan tingkah laku suami mereka yang menyakitkan. Kenapa saya bilang menyakitkan? Karena memang para istri itu bilang menyakitkan. Dan tahukah Anda wahai kaum adam, eh salah... wahai para suami... perempuan itu perasaannya halus, pada umumnya kepo banget, secara naluriah mudah menilai suatu tindakan, dan sangat mudah merasa tidak dicintai. Mereka fragile. Itu perempuan secara umum loh, apalagi seorang istri. Kalau perempuan lajang mungkin gak akan sesensitif itu. Kenapa pula sebegitu kepo-nya sama laki-laki, atau sebegitu merasa ingin benar-benar dicintai, lah wong belom jadi siapa-siapanya juga kok. Tapi kalau istri... pasti beda bung, wajar dong kepo, atau pengen ngerasa disayang, wong suaminya sendiri kok. Lagian suaminya juga, kalo gak mau di-kepo-in, gak mau sayang sama istri, masih mau genit-genitan gak jelas, kenapa juga nikah. Ya nggak sih? IMHO ini loh ya...
Balik lagi ke curhatan di atas. Kita bahas tentang komentar yang menurut saya paling menarik itu tadi saja ya. Ceritanya si istri galau karena menemukan suaminya menginbox mantannya begini. "Lagi ngapain?". Trus dia tanya ke suaminya, trus katanya malah suaminya marah. Aneh ya... Menurut saya, marah berarti memang ada sesuatu yang salah. Wajar dong terus istrinya galau dan menduga macem-macem. Memang suaminya keganjenan ini ceritanya. Menginbox "lagi ngapain?" duluan, entah via sms, email, atau chatting memang hanyalah sekedar basa-basi, tidak pantas dilakukan oleh laki-laki yang sudah beristri kepada perempuan yang bukan siapa-siapanya (apalagi sama mantannya)...
Tuh kan, malahan saya membahas tentang hal yang tidak pantas dilakukan oleh orang yang sudah menikah. Padahal kan, saya baru akan membahasnya di tulisan yang lain. Tapi sepertinya kalau saya lanjutkan tulisan ini, ujung-ujungnya akan sangat panjang dan tidak fokus. Baiklah, saya berhenti saja sampai di sini.
Intinya, para istri gak suka kan ya kalau suaminya menurutnya "genit" sama perempuan lain. Nah, sebaliknya suami juga pasti gak suka liat istrinya kegenitan sama laki-laki lain. Emang enak ngedapetin istrinya chat sama mantannya, trus istri mulai duluan nanyain "lagi ngapain?". Apalagi jika obrolan berlanjut semakin gak penting lagi dan gak berbobot sama sekali. Akan cemburu kah si suami? Kalau enggak ya, berarti sepertinya kurang sehat ntu suami. Vice versa... Sebagaimana kita, kira-kira begitu juga apa yang dirasakan pasangan kita. Sepanjang bukan cemburu yang berlebihan, menurut saya memang sepantasnya seorang suami atau istri itu sendiri menjaga kehormatan status yang sedang disandangnya. Tidak akan ada asap kalau tak ada api kan ya? Pasangan gak akan galau dan cemburu gak jelas juga kan kalau kita gak berbuat.
Yuk ah, bikin tulisan lain yang lebih fokus deh. Ini cuma sekedar nasehat buat para suami, karena saya juga istri. Dan kalau itu saya, sekedar inbox "lagi ngapain?" seperti tadi, pasti akan melekat di memori saya sampai berpuluh-puluh tahun kemudian. Apalagi lebih dari itu. Dan saya yakin, kebanyakan istri Anda tidak berbeda dengan saya ^_^
Untuk emak yang tadi curhat, alhamdulillah kemudian dia bilang bahwa dia dan suaminya sudah baikan. Jangan ngambek lama-lama ya mak... Dan semoga emak ybs tidak seperti saya dan kebanyakan emak-emak lain, yang jika mengalaminya akan menyimpan memori seperti itu lama sekali.