Kamis, 07 Juni 2012

-87- Nyetrika CS Sakit Punggung

Pekerjaan rumah tangga yang sudah dianggap oleh otakku sebagai yang paling menyebalkan adalah MENYETRIKA. Entah kenapa aku masih lebih suka bercapek2 ria nyuci pakaian (tapi pake mesin ya,,, huehehehe), atau mencuci piring ketimbang nyetrika. Apalagi kalo liat tumpukan pakaian yang sama sekali tidak rapi, amburadul di dalam lemari, semangat nyetrika yang sempat mampir sejenak langsung segera mengambil langkah seribu.

Aku menyetrika setiap hari, setiap pagi tepatnya, dan hanya menyetrika baju kantor yang akan dipakai pada hari tersebut. Ribet ya? Iya kalo pas pagi itu listrik gak mati. Iya kalo pas pagi itu aku gak bangun kesiangan. Iya kalo pas pagi itu aku sehat2 saja. Aku tau ribet dan malah tidak praktis, tapi aku sendiri malas nyetrika langsung banyak tumplek blek... Ahh, sakit punggungnya rasanya sudah bercokol duluan bahkan sebelum setrikanya dicolokin ke listrik.

Seandainya, seandainya ada yang bisa terjadi hanya dengan berkhayal dan tanpa harus melakukan sesuatu, maka pada detik ini aku sedang berkhayal tentang satu hal. Aku ingin segera mengeluarkan semua pakaian dari lemari, menumpuknya pada satu tempat di dalam rumah dimana sudah ada satu orang yang sudah siap untuk menyetrikanya. Dan orang itu harus bisa menyetrika minimal serapi diriku. Aku bayar deh... Hanya untuk sekali setrika menghabiskan semua pakaian. Boleh dicicil dalam beberapa hari, sampai semuanya rapi tersusun dalam lemari dan tidak ada pakaian kusut tersisa satu pun. Jika semuanya sudah rapi, maka setelahnya aku akan menghandle sendiri dengan senang hati. Aku bisa menyetrika seminggu sekali untuk pakaian2 yang dicuci pada minggu itu, tentu saja bebannya akan lebih sedikit kan... (kalo gak males, hehehe...)

Lalu apa masalahnya Wee? Toh khayalanmu tadi bukan sesuatu yang mustahil bukan? Benar sekali... Masalahnya yang membuatnya hampir mustahil adalah diriku sendiri, kemalasanku nyari2 orang buat nyetrika, juga kepercayaanku yang sulit dibeli. Berdasarkan pengalamanku, adalah susaaaaaah sekali menemukan orang yang bisa menyetrika dengan baik, dalam artian hasilnya rapi dan wangi sesuai standarku. Ahh, coba disini ada Yuk Mul yang biasa nyuciin dan nyetrika di rumah ibuku, aku suka sama hasil setrikaannya.

---

Jeda sejenak dari mengetik sambil mengomel dalam hati. Tiba2 aku kesal karena kenyamananku terganggu. Apalagi pengganggu nomor satu yang paling bisa sukses merusak mood secara tiba2, ASAP ROKOK. Ada orang yang tiba2 duduk tak jauh dari tempat dudukku dan merokok. Jika saja manusia dibolehkan mengumpat... %^#$@#%##$#%^$$#%%&()&&%$%@@

---

Tuh kan, jadi gak mood lagi nerusin cerita tentang setrikaan. Tapi pokoknya harus ada endingnya (idih, lagi2 ribet sendiri kamu Wee). Intinya adalah aku gak suka nyetrika, tapi aku juga lebih gak suka lagi nyuruh orang nyetrika tapi hasilnya gak rapi. Kayak pengalaman salah satu teman kantor yang biasa nyetrika sendiri tapi berhubung sedang hamil dan lemes akhirnya minta tolong orang yang nyetrikain dan hasilnya mengecewakan.

Mau minta tolong disetrikain sama Bude di rumah, kasian euy, setrikaannya banyak, pasti capek. Mungkin solusinya adalah aku harus mulai menyingkirkan rasa malas lalu mulai nyetrika sedikit demi sedikit. Tapi... pasti punggungku bakal sakit banget setelahnya (tuh kan, tapi lagi). Ahh, nyeritainnya aja udah bikin capek, apalagi kalo benar2 nyetrika.

Solusi berikutnya adalah mengganti setrika biasa dengan setrika uap, siapa tau dengan begitu pekerjaan menyetrika bisa jadi lebih ringan dan menghemat tenaga. Toh aku gak bisa selamanya nyetrika setiap pagi. Kalo aku masih single mungkin waktuku di pagi hari masih bisa dicuri, lah ini aku sudah berumahtangga, waktu pagi hariku mahal harganya untuk dibuang dengan mudahnya, apalagi untuk sesuatu yang sebenarnya bisa diefisienkan.