Jumat, 27 Februari 2009

-22- Nowadays REVIEW

Tiba-tiba saja kepikiran me-review kembali aktivitas sehari2ku selama 8 bulan tugas di Lebong. Bukan waktu yang singkat. Kalau dihitung dalam detik, dah berapa thousand separator tuh yang kepake. Halah, lebay...

Sekitar jam 5 pagi aku bangun. Yang pertama kali dilakukan adalah minum, lalu shalat subuh. Kalo lagi gak kesiangan, sebelum subuh juga dah standby, tapi kalo pas lagi kesiangan, bisa jam 5 lebih tuw bangunnya (lebihnya perlu dipertanyakan...). Setelah shalat subuh, mulai merendam cucian, lalu tidur2an lagi sambil mulai buka2 hape, internetan. Kalo lagi ngantuk, bakal tidur lagi tuh.

Jam 7 kurang mulai mandi sekalian nyuci. Sebelum mandi gak lupa bersihin wajah dulu (yang ini juga rutinitas, jadi wajib di-review). Sebelum mandi juga bikin susu dulu. Setelah mandi, sarapan pagi n minum susu. Tapi terkadang, aku makan dulu, baru mandi. Fleksibel lah. Yang jelas, gak perlu masak dulu coz aku kost-nya dah sama makan.
Setelah mandi, nyuci plus makan, mulai degh siap2 ngantor. Sebelum berangkat, jemur cucian dulu. Biasanya aku berangkat ke kantor antara jam 8 sampai setengah 9. Selanjutnya, office time. Siangnya (jam-nya fleksibel), aku balik lagi ke rumah (baca: kost), makan siang n shalat zuhur. Trus, balik lagi ke kantor, n office time lagi.

Jam 4 sore office time is over. Tapi berhubung aku pencinta kantor (hehehe, lebay lagi degh), kadang antara jam setengah 5 sampai jam 5 baru aku pulang. Sebenarnya bukan karena aku pencinta kantor siy... cuma aku lebih memilih berada di kantor, cerita2, nonton bareng, de es te, de es be, ketimbang bengong sendirian di kost (Note: aku kost memang sendiri, gak ada temennya). Asharnya kadang di kantor kadang di rumah, tapi lebih sering di rumah siy. Hmm, berarti aku sering telat dunk shalat asharnya...

Sampe rumah, biasanya jemuran dah diangkat plus dilipetin sama ibu kost. Seperti biasa, setelah pulang kantor adalah waktunya makan es batu plus temennya, entah itu capucino, nutrisari, ataupun susu. Rutinitas yang ini gak bisa ditinggalin. Kalo ditinggalin, rasanya hari itu bakal bener2 terasa kurang degh. Woaaa, capek... tidur2an dulu. Dan seperti biasa, temennya tidur2an adalah maen hape n internetan. Selanjutnya, kalo lagi rajin, aku beres2 kamar. Tapi kalo lagi gak rajin, tidur2annya bisa sampe jam 6.

Sebelum magrib, mandi dulu (biasanya siy sekitar 15 menit sebelum magrib). Lanjut shalat magrib, trus antara jam 7 sampai setengah 8, aku mulai makan. Makannya selesai kapan niy? Wah, kalau ini seh tergantung. Kebiasaan jelekku adalah kalo makan luamaaa, coz sambil ngapa2in. Sambil nge-game lah, ngetik lah, baca lah, de es te...

Waktu tidur adalah tergantung waktu ngantukku. Kalo cepet ngantuk, cepet tidur, begitu juga sebaliknya. Rutinitas sebelum tidur adalah bersiin wajah, gosok gigi, shalat isya, pake krim malam, minum, pasang obat nyamuk elektrik, ganti lampu tidur, n... tidur. Again... sebelum benar2 tidur, hape tetap harus dibuka, minimal ngecek email. Lalu, berakhir lah rutinitas hari ini.

Hasil review: ternyata pekerjaan rumah tanggaku cuma nyuci baju, nyetrika sesekali, sedikit beres2 kamar, dan jarang nyuci piring... Gimana mau merid ^,^

-21- Pertama Kalinya Hasratku Tersalurkan

Pertama-tama aku mau komentar dikit buat judul yang kupilih ini. Sok dramatis! Tapi yah, never mind toh. Bukankah itu juga bisa jadi salah satu strategi pemasaran blog. Huehehe, lagi2 sok dramatis. Syapa juga Wee yang berminat sama blog-mu. Loh, gak boleh pesimis dunk, bisa jadi blog-ku punya pengagum rahasia meskipun sama sekali tidak meninggalkan jejak. (GAK JELAS mode ON)

Sebenarnya mau cerita apa siy? Hmm, gak gitu penting kok. Sekedar pengen nambahin postingan ajah. Rada bingung mau nulis apa pada diary yang terbuka ini. Padahal, kalo diary-nya tertutup, proses tulis menulis bebas lancar tanpa hambatan tuh. Wah wah... again, GAK JELAS mode ON.

Oke degh, sekarang mulai serius... Ceritanya dulu, waktu masih imut bin lucu, aku bercita-cita menjadi seorang guru. Guru apapun dan dimanapun, mata pelajaran apapun dan mengajar di kelas manapun. Yang penting GURU yang MENGAJAR di kelas. Aku juga gak tahu kenapa bisa punya cita2 gitu. Mungkin karena orangtuaku notabene-nya guru kali yah...

Sedari dulu minatku sudah besar terhadap profesi seorang guru. Aku suka menjelaskan sesuatu. Aku suka mengoreksi hasil ujian murid2 ibuku. Aku suka memindahkan nilai2 mereka ke dalam daftar nilai. Dan minat besarku tersebut lama kelamaan berubah menjadi sebuah obsesi. Sebuah obsesi yang sebenarnya bukan menjadi seorang guru, melainkan menjadi seorang PENGAJAR.

Aku terobsesi untuk mengajar di dalam kelas. Aku terobsesi untuk mempunyai murid. Aku terobsesi untuk bisa menjelaskan suatu materi secara sederhana dengan cara yang dapat dimengerti oleh orang2 yang mendengarkan. Aku terobsesi akan semua hal tersebut. Aku memimpikannya dan membayangkan, kapan saatnya impianku dapat terwujud.

Ternyata nasib berkata lain. Allah tidak menakdirkanku menjadi seorang guru, melainkan menjadi pekerja statistik. Kemungkinan menjadi seorang guru tertutup sudah. Namun aku tetap berdoa untuk sebuah obsesi mengajar di kelas. Dan kemarin, Kamis 27 Februari 2009 pertama kalinya hasratku tersalurkan, obsesiku untuk mengajar di kelas terwujud sudah dengan menjadi Instruktur Daerah (Inda) pada Pelatihan Pendataan Usaha Tani (PUT) 2009.

Senang... pasti. Gimana enggak, impian sekian belas tahun terwujud sudah. Bahagia... tentu. Karena momen seperti ini sangat aku tunggu2 kedatangannya sejak lama. Meski aku sendiri pun tidak tahu apakah ini akan jadi yang pertama dan terakhir buatku. Semoga tidak Ya Allah...

Trus, gimana rasanya jadi pengajar Wee? Hmm, campur2 degh pokoknya. Yang jelas aku suka (gak tahu juga yah kalo dari sisi yang diajar gimana, hihi). Grogi... hmm, gak juga siy, coz pada dasarnya aku suka ngajar, menjelaskan, presentasi atau sejenisnya asalkan aku benar2 paham akan apa yang aku sampaikan. Yang jelas tujuanku cuma satu, yaitu bagaimana aku bisa menjelaskan materi secara sederhana, dengan bahasa yang membumi dan mudah dipahami oleh mitra2 yang mengikuti pelatihan.

Anyway, tugasku selesai sudah. Tapi obsesiku tetap ada, meski muncul dalam bentuk yang lain. Menjadi seorang DOSEN... mungkinkah?! Dan satu hal yang bisa kusimpulkan... Ternyata jadi pengajar yang cute itu gitu yah, siap2 aja ada murid yang dengan pede n cuek-nya ngambil foto pengajarnya pas lagi ngajar. Narsiiiiiiiiissss... :D

Rabu, 18 Februari 2009

-20- Ada Sex di Depan Mata Anak 4 Tahun

Kemarin pagi aku sarapan berdua dengan cucu ibu kost yang berumur 4 tahun, namanya Ulfa. Aku sering merasa kasihan setiap melihatnya. Seorang anak piatu. Ibunya baru saja meninggal 1,5 bulan yang lalu, dan sejak ibunya meninggal, ia sering menginap di rumah neneknya, rumah ibu kost-ku.

Ulfa masih sangat polos. Ia bahkan bilang bahwa ibunya akan kembali lebaran nanti, lalu menikah lagi dengan ayahnya. Terdengar lucu, tapi juga memilukan. Dulu aku tidak terlalu mengenalnya, namun sejak ia sering menginap di rumah neneknya, aku jadi sering bertemu dengannya dan mengajaknya bercerita.

Pagi itu kami duduk berdua dan sarapan di meja makan. Meja makan terletak di dapur, pas di depan kamar anak ibu kost dan menantunya yang kemarin baru punya baby (baca postingan ini). Sambil sarapan, aku mendengarkan cerita Ulfa tentang kucingnya yang berjumlah 5 ekor, tentang ia yang kadang memberi makan ayam2nya, juga tentang sekolah yang ia inginkan. Lalu tak lama kemudian menantunya ibu kost (tantenya Ulfa) melewati kami untuk masuk ke kamarnya. Ulfa pun teringat sesuatu.

Beberapa detik kemudian ia mengubah topik ceritanya. Dengan gamblangnya dia bilang, "Iiiih, Tante Yn sama Om Wn tu genit*)... Tidur berdua aja, sambil pegang2 ****, juga... (sensor)". Kyaaa, aku kaget mendengarnya. Sambil kemudian berpikir, aku pun langsung mengalihkan pembicaraan, takut yang dibicarakan mendengar dari dalam kamarnya.

Astaghfirullah Ya Allah. Bagaimana mungkin Ulfa bisa tahu adegan film XXX Tante dan Om-nya? Oke, dia melihat, but how? Aku benar2 gak habis pikir, bagaimana mungkin suami istri tersebut lengah membiarkan anak 4 tahun menyaksikan keintiman mereka.
Ingatanku melayang pada beberapa momen terkait. Dulu, waktu ada konser Julia Perez di Lebong, para ibu2, menantu2 ibu kost, juga adik2 perempuannya yang memang tengah berkumpul kemudian membicarakan Jupe. Lalu apa yang mereka bicarakan? Mereka membicarakan tentang ukuran t*k*t Jupe yang wah, di depan sekian banyak anak usia di bawah 10 tahun. Bahkan, anak2 tersebut juga ikut mengomentari topik pembicaraan ibu mereka. Di lain kesempatan, ketika salah seorang anak mengerjakan PR menggambar (gambar standar anak SD adalah pemandangan, yang ada gunungnya), dengan cueknya sang ibu nyeletuk supaya nambahin warna hitam di puncak gunung, lalu tertawa cekikikan dengan ibu lainnya. Innalillah... Juga, ibu kost yang sering tidur dengan cucu2nya dengan busana seadanya sehingga bagian2 yang seharusnya tidak pantas terlihat menjadi sangat menantang untuk dilihat. Tidurnya di ruang terbuka lagi. Memang sih si ibu sudah tua, tapi tetap jauh dari ahsan.

Aku bukan tidak tahu bahwa sex bebas sudah menyentuh anak2 di bawah umur. Aku juga bukan tidak tahu bahwa anak umur 3 tahun pun sudah tahu sex. Tapi aku hanya sekedar tahu dan tidak pernah menyadari, sampai terlihat contoh nyata di depan mataku. Salah siapa? Untuk kasus2 di atas, maka dengan tegas aku menunjuk orangtua sebagai pihak yang salah.

Selama ini, aku tidak pernah dihadapkan pada kejadian serupa. Di rumahku gak ada anak kecil, kakakku yang baru punya baby tinggal di rumah mereka sendiri. Setiap waktunya tidur, kamar2 terkunci rapat. Gak pernah ada obrolan2 yang tidak pantas ataupun menjurus sex. Empat tahun kuliah aku gak pernah kost, paling ngontrak bareng teman yang jumlahnya tidak pernah lebih dari 2 orang. So, aku tidak pernah tahu bagaimana keseharian keluarga lain selain keluarga inti-ku sendiri.

Baru 8 bulan ini aku kost, mengalah pada keadaan dan tinggal bersama keluarga lain yang notabene gak ada hubungan keluarga denganku. Delapan bulan yang terasa singkat namun sarat makna. Dalam 8 bulan aku bisa benar2 menyadari, bahwa kelak aku tidak boleh menjadi orangtua yang durhaka, yang dengan bodohnya menjerumuskan anak sendiri dalam lubang lumpur yang pekat. Dan dalam 8 bulan aku juga semakin menyadari, how I love the way my parents love me...

*) Aku kurang bisa menerjemahkan kata "kanji" (bahasanya Sumbagsel) ke dalam bahasa Indonesia

-19- Poin Plus Plus Para Caleg Good Looking

"Iiih... itu loh, caleg yang di persimpangan depan, wuihh, cakep banget..."

"Caleg yang itu loh, yang namanya Fulanah, cantik banget, enak ngeliatnya."

Pemilu 2009... Sebuah frase yang sanggup membuat seluruh jalanan sepanjang nusantara semakin meriah. Juga sekumpulan huruf yang sanggup mengubah orang2 yang tadinya apatis menjadi empati. Sihirnya serta merta membuat banyak nama menjadi rajin silaturahim kemana2 untuk mengemban suatu misi, kampanye.

Ungkapan2 seperti di awal tulisan juga merupakan salah satu imbas dari Pemilu. Aku siy gak gitu paham gimana teknisnya Pemilu kali ini. Yang aku tahu adalah bahwa nanti rakyat akan memilih (mencontreng) nama caleg, bukan partainya. Tauk degh bener gak nya. Wong salah satu teman yang kerja di KPU aja gak gitu ngeh, hehe. Teman tersebut cuma bilang bahwa nanti bakal ada 3 surat suara (kalo aku gak salah denger), dan... surat suaranya bakal lebaaar banget. Wuih, ribet dah pokoknya. Gitu kali yah, konsekuensi dari sebuah demokrasi.

Hmm, aku jadi bisa menyimpulkan satu hal. Sekarang yang (lebih) dijual adalah nama perorangan dan bukan nama partai. Alhasil, foto2 caleg bertebaran. Ada yang nyebar stiker, kalender, spanduk2, atau kalau budget memadai, baliho raksasa pun terpampang di persimpangan jalan2 utama. Seluruh strategi pemasaran dikeluarkan. Kalau dipikir2, berapa banyak duit terbuang. Tapi kalau dipikir lagi, memang sih mempengaruhi tingkat ketenaran nama juga.

Baliho2 raksasa dalam jumlah banyak yang memajang foto caleg memang efektif bisa membuat si empunya wajah menjadi cukup dikenali (tapi bukan jaminan juga bakal dipilih). Namun berhubung ada banyak sekali baliho seperti itu, caleg yang good looking ataupun fotogenik akan punya poin plus. Yah, kan secara naluri memang manusia lebih memilih melihat yang LEBIH menarik, right?!

Aku jadi ingat beberapa teman yang mengaku bahwa mereka awalnya tidak kenal satu pun dari para caleg yang ada. Namun seiring berjalannya waktu, ada juga wajah2 yang kemudian dikenali karena saking seringnya terpampang di jalanan, cakep lagi, jadi kan otak dengan sukarela akan menyediakan ruang buat mengingatnya.

Lalu bagaimana dengan aku. Yup, ternyata aku juga kemudian jadi ingat beberapa caleg yang sering kulihat fotonya di jalanan. Ada seorang doktor (atau dokter) wanita yang cantik, namanya Dian, juga ada seorang lagi, kalo gak salah namanya Elisa, mudah diingat coz wajahnya mirip Marisa Haque. Tapi, maafkan aku wahai Doktor Dian ataupun Mbak Elisa. Walaupun kalian cantik2 dan aku ingat kalian, tapi toh aku juga gak ikut Pemilu ^_^

Senin, 16 Februari 2009

-18- Syarat dan Syirik

Ceritanya anak ibu kost-ku baru punya bayi, umurnya baru sekitar 2 minggu. Bayi perempuan yang lucu dan cantik. Beberapa hari belakangan ini, dedek bayi sering banget nangis gak jelas. Nangisnya itu berkelanjutan, dah gitu gak mau juga menyusu pada ibunya. Alhasil orangtuanya (juga neneknya) khawatir.

Ibu kost, anak dan menantunya mulai menduga yang bukan2. Mereka khawatir ada semacam 'gangguan' pada si bayi atau ibunya. Lalu dipanggillah seorang pintar (baca: dukun) untuk mengetahui ada apa gerangan dengan sang bayi. Awalnya aku gak ngeh sama sekali. Toh bukankah biasa kalau bayi hobi nangis. Sampai kemudian suatu malam ada seorang bapak yang dipanggil ke rumah (kami tinggal di bangunan fisik yang sama, namun beda bangunan sensus). Bapak tersebut duduk bersimpuh sambil memegang segelas air dan komat kamit. Selanjutnya, aku gak tahu gimana nasib air tersebut. Entah diminum atau diletakkan pada suatu tempat di suatu bagian kamar.

Keesokannya, sore hari pas lagi santai setelah mandi, mataku mulai terasa pedih. Kok kayanya banyak banget asap di sekitarku. Wow, ternyata memang benar. Di teras depan anaknya ibu kost membakar setumpuk kulit bawang. Katanya siy sebagai syarat supaya si kecil gak diganggu setan. Wah wah...

Benar2 gak masuk akal. Pertama, kalau bayi nangis terus, berarti memang ada yang 'salah', bisa jadi ada yang sakit atau ada suatu bagian tubuh yang tidak terasa nyaman. Emang dengan air yang dimantra2i bisa bisa bikin bayi sembuh. Ck ck ck, harusnya pergi ke dokter aja, trus periksa apa yang salah dengan sang bayi. Lalu kedua, emang setan takut yah sama asap hasil pembakaran kulit bawang?!

Hmm, itu baru 2 hal saja. Bagaimana dengan bayi yang dikalungi dengan bermacam2 rangkaian bumbu dapur? Atau benda dari metal yang harus diletakkan di bawah tempat tidur bayi? Atau lagi, meletakkan Al Quran di dekat kepala bayi? Huehe, Al Quran mah untuk dibaca, bukan untuk dijadiin jimat.

Yah, begitulah kira2 sedikit gambaran atas logika yang terkalahkan, bahkan di tengah kemajuan teknologi yang kian semarak. Namun yang lebih parah lagi adalah aku yang hanya geleng2 kepala tanpa punya 'nyali' untuk bicara. Aku kan pendatang... (hihi, membela diri ne ceritanya). Kalau yang ngelakuin kaya gitu keluargaku siy, aku berani ngomong. Tapi kalau orang lain, gimana ngomongnya yah...

Jumat, 13 Februari 2009

-17- Sendiri Itu Indah

Pernah terbaca kata-kata di sebuah halaman web, "Sendiri itu indah". Yah, aku setuju, setidaknya sampai aku melangkah sejauh ini. Kenapa indah?! Karena dengan sendiri aku bisa merasa bebas, laper... ya makan, pengen jalan... oke, pergi... ayo, semua bebas karena belum ada beban untuk mengurus hidup ‘anak orang’. Apalagi jadi perantau yang jauh dari orang tua, segala sesuatunya gak perlu pake izin. Tinggal tergantung diri sendiri ingin memilih hidup yang seperti apa.

Sepi... memang. Tapi itulah pelajaran hidup. Jika terasa sepi, maka diri ini harus punya tameng sendiri. That’s what friends are for. Hampa... juga. Tapi itulah warna dunia. Jika hampa mendera, maka hati ini harus punya cadangan semangat. Kenapa harus pusing, masih banyak telinga-telinga yang bersedia menjadi pendengar, masih banyak lidah-lidah yang bersedia berbagi cerita. Dan yang pasti... selalu ada Dia yang tidak akan pernah kehabisan stok cinta.

Jika ada dia, akan ada yang hilang. Hilang sedikit kebebasan. Tapi itulah konsekuensinya. Maka nikmatilah saat ini, saat belum ada intervensi, saat belum ada beban dan tanggung jawab. Nikmatilah, karena waktu itu tidak akan pernah terulang. Waktu bukanlah lingkaran, melainkan hanya sekedar garis lurus. Saatnya memperkaya diri dengan berbagai pengalaman dan pengetahuan. Saatnya mengunjungi banyak tempat serta berpetualang kesana kemari.

Dan memang
Sendiri itu indah
Tapi bahagia bila bersamanya...

Rabu, 11 Februari 2009

-16- Lebong, Daerah Mana Sih?!

Sudah sekitar 8 bulan ini aku tugas di Lebong. Kalau dilihat dari konsep penduduk, maka aku memang sudah termasuk warga Lebong. Lagian, baru 1 bulan di sini aja aku dah punya KTP Lebong kok. Betewe, Lebong daerah mana sih?

Lebong merupakan nama salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Bengkulu. Ada yang belum pernah dengar nama daerah ini? Hmm, wajar aja sih. Kabupaten Lebong memang kabupaten baru, hasil pemekaran dari kabupaten induknya, Rejang Lebong. Kabupaten Lebong ibukotanya adalah Kota Muara Aman, sekitar 2 jam dari ibukota Rejang Lebong, Curup. Sori yah, aku gak ngerti kilometer gitu, taunya jam2an aja, hehe.

Tahukah Anda bahwa Lebong adalah daerah penghasil emas? Kaya pelajaran anak TeKa ajah... Tapi iya loh, di Lebong banyak daerah pertambangan emas, bahkan emas yang di Monas itu asalnya dari Lebong. Gak percaya? Tanya gih sama Om Google...

Lebong juga merupakan daerah pegunungan, tapi udaranya gak dingin. Hmm, simpelnya gini. Kita misalkan daerah Lebong adalah sebuah wajan (tahu wajan kan, yang buat goreng2 itu loh...), maka Kota Muara Aman dan sekitarnya adalah dasar wajan yang daerahnya relatif datar. Tapi, untuk keluar dari Lebong (baca: pusat kota), baik ke arah Bengkulu Utara maupun ke arah Curup, kita perlu mendaki bukit. Jalannya naik turun dan meliuk2, apalagi ke Curup. Wah, Puncak kalah dah...

Nah, berikut adalah beberapa HAL yang bisa aku potret tentang Lebong.

Lobang Kacamata

Orang Lebong hebat loh. Bayangin aja, mereka bisa menembus gunung batu. Yupz, penduduk Lebong menambang emas di gunung2. Jangan bayangin gunung2 biasa, tapi gunung batu. Sedikit demi sedikit mereka melubangi gunung, terus ke dalam. Tapi hii, coba bayangkan juga seandainya pas lagi sial trus ketemu bagian yang rapuh. Bisa2 ketimpa gunung tuh. Eitts, pernah kejadian loh, katanya siy.

Nah teman2, hasil dari melubangi gunung itulah yang kemudian melahirkan frakse Lobang Kacamata. Yuppy, berhubung lubang di (suatu) gunung ada 2, selain jadi daerah pertambangan, daerah tersebut juga akhirnya menjadi salah satu objek wisata di Kabupaten Lebong yang disebut Lobang Kacamata. Silakan liat2 gambarnya di bawah...


Danau Tes

Di Kabupaten Lebong juga terdapat danau, namanya Danau Tes. Menurutku danau ini lumayan besar, dan yang pasti juga indah.


PLTA Tes

Limpahan air di Danau Tes tadi dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik, namanya PLTA Tes. Mungkin itulah kenapa di Lebong jarang mati lampu, kaya di Mukomuko. Uuppss...


Wisata Suban Air Panas, Air Putih

Di daerah air putih ada wisata air panas loh. Meskipun menurutku belum terlalu terpelihara, tapi bolehlah aku tampilin gambar2nya. Ini neh...


Waduh, dah dulu yah... kok mataku rasanya berat. Besok2 kita lanjut dengan potret fasilitas publik-nya Lebong. Bubye...

-15- I N A I

“Wah... kayanya kami bakal maen ke Baturaja neh dalam waktu dekat.”

“Kok? Maksudnya?”

“... Abisnya tadi liat di kantor ada yang dah pake inai...”

Refleks aku langsung memandangi kuku2ku yang terbalut warna merah pekat. Owalah, baru nyadar bahwa memang beberapa hari lalu aku pake inai, dan warna merahnya (yang menurutku bagus, ohh I luv red :D) sampai sekarang masih menyala.

Ngomong2 soal inai, aku agak heran kenapa inai diidentikkan dengan pernikahan. Seolah2 inai hanya diperuntukkan bagi mereka yang akan dan baru menikah. Kalo memang kaya gitu, kan kasian sama tipe2 penyuka inai seperti aku yang masih sorangan ini.

Hmm, jadi mengingat2 masa lalu... Dan dari hasil mengingat2 beberapa kejadian pas aku lagi pake inai, kesimpulan yang kuperoleh adalah...

1. Ketika aku pake inai, aku sering banget ditanya (oleh orang yang nemu di jalan alias gak dikenal), "Mbak, dah nikah ya?". Coba kalo lagi gak pake, gak ada tuh yang nanya gitu. Dengan kata lain, pas pake inai berarti aku dikira dah nikah.

2. Dikarenakan kesimpulan yang pertama, makanya aku jomblo sampe sekarang (hihihi, maksa banget...).

Ah, whatever lah. Yang jelas aku suka warna merah di kukuku. Warna merah yang indah dan tidak ada satu kode warna pun di komputer yang bisa mewakilinya.

Note: tulisan ini kok gak jelas banget yah, dah gitu gak fokus lagi (mode cuek ON).

Selasa, 10 Februari 2009

-14- Ngincer Honda BLADE Neh...

Sejak pertama kali liat waktu liburan tahun baru kemaren, aku dah naksir berat sama varian Honda yang satu ini. Waktu itu aku lagi pulang ke Baturaja dan kebetulan lagi jalan ke Ramayana sama ortu. Awalnya aku gak ngeh sama sekali. Pas dah mau pulang, ternyata di pintu masuk Bos Cowo lagi 'nongkrong' deket Honda Blade. Then I saw it n fall in luv soon...

Honda Blade yang aku lihat waktu itu warnanya biru. Berhubung aku gak ngerti sama sekali soal motor dan segala atributnya, alhasil yang jadi fokusku hanya bodinya yang eye catching, sporty (sejenis Yamaha Jupiter MX gitu lah...), dah gitu pake velg racing lagi. Wuaaa kereeen...

Untuk urusan velg, aku kurang suka liat motor yang velg-nya model spoke. Selain terlihat ribet (menurutku loh...), ngebersihinnya juga lebih repot euy, apalagi untuk tipe2 pemalas seperti aku yang cuma bisa make doang. Tapi kalo dipikir-pikir, seandainya Honda Blade pake velg biasa, berarti harganya bisa lebih murah sekitar 1 jutaan dunk. Hmm, waktu itu pas ditanya, katanya harga Honda Blade 13,5 jeti.

Tampilannya Honda Blade kaya gini neh. Keren kan?!


Yang jelas, orang awam seperti diriku memang gak bisa ngomong banyak. Ngerti aja kagak. Yang penting mah makenya enak, gak yang berat2 amat, n yang pasti bodinya oke, hehe. Trus, jangan sering bertingkah macem2. Kalo ntar kantor dah pindah, jarak yang harus ditempuh lumayan juga, 10 km dengan kondisi jalan yang tidak mulus. Cukup bandel gak ni motor?!

But wait... Honda Blade pake kopling tangan gak yah? Kalo iya, goodbye dah... Gak yakin aku bisa, hiks...

Jumat, 06 Februari 2009

-13- Arti Namaku

Pas lagi jalan kesana kemari di dunia maya, ketemu link ini dan mampir. Setelah memasukkan namaku, situs itu menampilkan artinya . Jangan ditanya akurat enggaknya yah, namanya juga iseng ^_^

You Are Dreamy and Distracted



You are very intuitive and wise. You understand the world better than most people.
You also have a very active imagination. You often get carried away with your thoughts.
You are prone to a little paranoia and jealousy. You sometimes go overboard in interpreting signals.

You are well rounded, with a complete perspective on life.
You are solid and dependable. You are loyal, and people can count on you.
At times, you can be a bit too serious. You tend to put too much pressure on yourself.

You are very hyper. You never slow down, even when it's killing you.
You're the type of person who can be a workaholic during the day... and still have the energy to party all night.
Your energy is definitely a magnet for those around you. People are addicted to your vibe.

You are friendly, charming, and warm. You get along with almost everyone.
You work hard not to rock the boat. Your easy going attitude brings people together.
At times, you can be a little flaky and irresponsible. But for the important things, you pull it together.

You are wild, crazy, and a huge rebel. You're always up to something.
You have a ton of energy, and most people can't handle you. You're very intense.
You definitely are a handful, and you're likely to get in trouble. But your kind of trouble is a lot of fun.

You tend to be pretty tightly wound. It's easy to get you excited... which can be a good or bad thing.
You have a lot of enthusiasm, but it fades rather quickly. You don't stick with any one thing for very long.
You have the drive to accomplish a lot in a short amount of time. Your biggest problem is making sure you finish the projects you start.

You are usually the best at everything ... you strive for perfection.
You are confident, authoritative, and aggressive.
You have the classic "Type A" personality.

You are balanced, orderly, and organized. You like your ducks in a row.
You are powerful and competent, especially in the workplace.
People can see you as stubborn and headstrong. You definitely have a dominant personality.

You are very charming... dangerously so. You have the potential to break a lot of hearts.
You know how what you want, how to get it, and that you will get it.
You have the power to rule the world. Let's hope you're a benevolent dictator!

You are a free spirit, and you resent anyone who tries to fence you in.
You are unpredictable, adventurous, and always a little surprising.
You may miss out by not settling down, but you're too busy having fun to care.

Rabu, 04 Februari 2009

-12- STIS Vs STAN

Ingat akan seorang kakak tingkat (lulusan STIS) yang akan menikah dengan salah seorang alumni STAN (baca postingan sebelumnya di sini), aku jadi teringat untuk menulis sedikit tentang ini. Dulu, waktu masih tahun pertama kuliah, aku sama sekali gak pernah tahu ada isu-isu yang mengatakan bahwa anak STIS banyak yang jadi sama anak STAN. Katanya siy, tahun pertama masih study oriented, tahun kedua organization oriented, tahun ketiga money oriented, dan tahun keempat marriage oriented. Loh kok jadi gak nyambung? Hehe... oke lanjut...

Semakin lama aku 'ngampus', semakin banyak yang aku tahu. Lama kelamaan aku jadi tahu beberapa isu, misalnya:

1. Anak STIS (baca: cewe STIS) kalo ditawarin anak STAN (baca: cowo STAN) pasti langsung mau. Disini yang jadi pokok bahasan adalah cewe2 STIS coz cewe2 STAN jumlahnya sangat minoritas.

2. Cewe STIS meskipun dah ada pasangan (baca: pacar), tapi kalo ada cowo STAN yang pedekate pasti langsung dipertimbangkan untuk berpaling.

Wedew, kok kayanya menyudutkan cewe2 STIS banget yah. Sebel dengernya. Mungkin memang kenyataannya banyak cewe STIS yang nikah sama cowo STAN (BPS Vs Depkeu). Tapi aku yakin bukan karena mereka alumni STAN, juga bukan karena mereka orang Depkeu sehingga mereka diterima. Ada hal lain yang lebih dilihat dan dipertimbangkan. Hal lain yang lebih penting. Di sini aku, sebagai salah seorang alumni STIS, ingin meluruskan bahwa isu-isu di atas sama sekali tidak benar. Banyak teman2ku yang nikah sama anak STAN, tapi bukan karena itu STAN, melainkan karena memang mereka "layak" diterima setelah dilakukan berbagai uji kelayakan. Halah... gaya amat.

Nah, ada hal lain lagi yang ingin aku soroti. Ternyata isu cewe STIS yang 'pasti mau' sama cowo STAN ini, kadang memicu beberapa anak STAN untuk menjadi arogan. Mereka (aku yakin hanya sebagian kecil saja) menganggap bahwa mereka punya posisi tawar yang tinggi di mata cewe2 STIS. Beberapa merasa terlalu pede tidak akan ditolak, bahkan menganggap bahwa cewe2 STIS itulah yang justru akan mengejar mereka. Uhh, betapa...

Aku jadi ingat dulu (waktu masih kuliah) pernah chatting dengan seorang cowo. Dengan bangganya dia bilang bahwa dia PNS Depkeu (alumni STAN). Waktu itu aku masih mahasiswa, jadi pas lawan bicara bilang dia PNS, yang ada dalam pikiranku hanyalah... "iiih, tua amat". Hehe... Tapi yang lebih menyebalkan adalah ketika dia bilang bahwa banyak anak-anak STIS yang 'diselamatkan' oleh anak-anak STAN dalam artian lokasi penempatan. Oke lah, lulusan STIS memang akan disebar ke seluruh Indonesia, kecuali ke Jawa. Jadi, misalkan ada cewe STIS (BPS) yang berasal dari Jawa lalu ditempatkan di Sulawesi, ketika dia menikah dengan cowo STAN (Depkeu) yang tugas di Jawa, maka dia akan pindah ke Jawa. Sempit banget pandangan kaya gitu. Emang bisa nikah cuma buat kepentingan itu aja?!

Lebih menyebalkan lagi ketika kemudian dia bertanya yang intinya adalah apakah aku juga tidak ingin 'diselamatkan'? Wuihh, aku muak. Alhamdulillah dia segera akan mengakhiri pembicaraan coz ada perlu apaaa gitu. Namun parahnya, dia kemudian menutup pembicaraan dengan memberikan nomor ponselnya kepadaku dan memintaku menghubunginya jika ingin melanjutkan obrolan. What?! Dia pikir aku akan mengejarnya karena hal itu?! No, thanks, Sir... Then I closed the window soon.

Begitulah... Meskipun kesal karena tingkah polahnya dalam dunia per-chatting-an yang tidak sesuai dengan kaidah Chatting Ideal menurutku, juga karena kesan arogan yang kudapat dari tiap kalimat yang ditulisnya di layar, aku tetap yakin bahwa dia yang ngobrol denganku itu hanyalah salah satu dari SEDIKIT anak STAN yang kadang merasa 'tinggi'.

-11- Ternyata...

Wuaaaa... ternyata Yuk Endah diam-diam dah mau merid. Sama ikhwan. Ya eyalah... masa coa (coa: bahasa rejang yang artinya tidak/bukan), gak mungkin juga sama akhwat, hehe... Pantes kemaren aku dan Septi baru boleh ke rumahnya Hari Minggu. Ternyata Sabtu itu Yuk Endah dan calonnya nadzor (bener gak yah tulisannya...). Pantes juga kemaren antusias banget minta diajarin pake maskara, padahal biasanya anti. Ternyata...

Selamat degh buat Yuk Endah. Akhirnya mau merid juga. Aku kapan? Loh! ^_^ Wah wah... jadi penasaran sama calonnya yang orang KPPN itu. KPPN? Hmm, nambah panjang degh daftar nama lulusan STIS yang merid sama lulusan STAN. Kira-kira kenapa yah banyak alumni STIS merid sama alumni STAN? Jawaban yang paling simpel adalah karena memang sudah jodohnya :-D.

Aku jadi teringat sesuatu... Tapi ceritanya lain kali aja degh. Gak leluasa nulisnya lewat P1i ku. Sekali lagi, selamat buat Yuk Endah. Semoga semuanya berjalan lancar. Amin...

-10- Chatting Ideal

Salah satu wadah interaksi di dunia maya adalah melalui chatting. Banyak situs-situs serta software yang mendukung layanan ini. Namun, di sini aku tidak akan membahas masalah teknologi per-chatting-an karena aku bukan pakar TI. Aku ingin membahas tentang chatting itu sendiri. Bagaimana chatting yang ideal menurutku.

Sebenarnya apa sih tujuan dari chatting itu? Aku pribadi mengelompokkan tujuan chatting menjadi dua hal, berdasarkan dengan siapa aku chat.

1. Jika aku chatting dengan orang-orang yang sudah aku kenal sebelumnya (misal teman2 sekolah, teman2 kuliah, atau teman yang lain), maka tujuanku adalah untuk silaturahim. Apalagi kalau teman2 tersebut nun jauh di sana. Melalui chatting aku masih bisa tahu gimana kabar mereka dan kami juga bisa saling pantau.

2. Jika aku chatting dengan orang baru yang sama sekali belum dikenal sebelumnya, maka tujuanku adalah berbagi cerita, serta pengalaman, atau sekedar sarana untuk mendiskusikan suatu topik. Then, ketika obrolan terasa nyambung, lama kelamaan dengan sendirinya dan secara otomatis, we’ll make a friend. Chatting yang akan dibahas selanjutnya adalah tipe chatting yang ini.


Dulu, waktu masih muda (hihihi, sok tuwir amat...) alias masih awal-awal kuliah, aku hobi chatting. Join ke room tertentu, lalu mulai chatting. Tapi, jika melihat kembali tujuan chatting-ku, maka bisa dikatakan jarang sekali aku menemukan atau mengalami chatting yang menurutku ideal.

Aku tidak terlalu suka jika chatting diawali dengan pertanyaan, asl pliz... Age, sex, location. Penting yah? Entahlah, menurutku tidak terlalu. Mood-ku untuk chatting mulai berubah jika disodori pertanyaan seperti itu sejak awal, karena jika keadaannya seperti itu, bisa dipastikan bahwa tujuan chatting menurutku dan menurut lawan bicaraku adalah berbeda.

Menurutku, sekali lagi menurutku, chatting gak perlu diawali dengan perkenalan. Masalah nama, panggil saja sesuai nickname yang muncul di layar. Masalah gender, silakan ditebak-tebak sendiri, toh lama kelamaan akan teraba juga. Bukankah dengan begitu chatting jadi semakin menarik...

Chatting ya chatting aja. Langsung diskusikan mengenai hal-hal yang akan dibahas. Biarkan obrolan mengalir. Dengan begitu kita bisa merasa tertantang karena harus menebak-nebak gendernya, umurnya, juga segala pernak pernik lawan chat kita. Jikalau seterusnya obrolan terasa nyambung, dengan sendirinya pertanyaan seperti "brp umurmu?" atau "kamu cewe kan?" atau "emang kuliah dimana?" tidak akan terasa basi.

Setidaknya begitulah chatting yang ideal menurutku. Sekali lagi itu hanya menurutku. Karena jika chatting adalah ajang untuk mencari gebetan, maka memang pertanyaan “asl plz” di awal pembicaraan adalah bagian dari kunci penentu kelanjutan chatting selanjutnya.

Note: Sekarang dah tua, jadi chatting cuma sama temen2 yang jauh aja. Tua?! Hiks..hiks..

Selasa, 03 Februari 2009

-9- Download Buku-Buku Bagus

Berikut adalah kumpulan link buat download buku-buku bagus. Muup ya, aku kumpulin link-link nya tanpa misahin jenis dan aliran buku. Pokoknya yang menurutku bagus n penting aja degh. Okay, met baca ^_^

- Laskar Pelangi >> download di sini
- Sang Pemimpi >> download di sini
- Edensor >> download di sini

- Ayat-Ayat Cinta >> download di sini
- Ketika Cinta Bertasbih 1 >> download di sini
- Ketika Cinta Bertasbih 2 >> download di sini
- Dalam Mihrab Cinta >> download di sini
- Charlie - Si Jenius Dungu >> download di sini
- The Name Of The Rose >> download di sini
- Catatan Hati Seorang Istri >> download di sini
- Moga Bunda Disayang Allah >> download di sini
- Cara Hidup Islam >> download di sini
- Kado Pernikahan >> download di sini
- Kumpulan Doa-Doa Muslim >> download di sini
- Harry Potter and The Deathly Hallows >> download di sini

Senin, 02 Februari 2009

-8- Dua Isteri di Sekitarku

Istri pertama

Cantik, tinggi, bodinya bagus. Punya dua anak yang masing-masingnya berjarak 9 tahun. Menurutku, tipe-tipe wanita seperti ini banyak dilirik pria dan sangat mudah mendapatkan pasangan. Bahkan dulu (sebelum merid), ada seorang polisi (entah kenapa aku rada-rada gimanaa gitu sama polisi. Uppss...) yang jatuh hati. Sayangnya, si polisi bukan tipe pria idamannya. Menurutnya, polisi tersebut terlalu halus bin lembut. Tipe-tipe cowo kalem lah...

Suaminya seorang pemain musik, lebih tepatnya pemain orgen. Penghasilan utamanya adalah dari banyaknya permintaan untuk main pada perhelatan-perhelatan semacam pesta pernikahan ataupun pesta rakyat biasa. Bersama pria ini, keadaan finansialnya belum bisa dikatakan mapan, bahkan cenderung pas-pasan. Tapi, kehidupan mereka aman tenteram, gak pernah saling membentak, apalagi sampai terjadi adegan piring terbang.

Kadang aku berpikir, jika dia mau, wanita ini bisa mendapatkan suami yang lebih baik (secara fisik maupun finansial) daripada suaminya yang sekarang. Namun, meskipun suaminya belum bisa memanjakannya dengan materi, wanita ini tetap patuh pada suaminya dan gak pernah ngomel. Rumah tangga mereka akur,tidak pernah terdengar mereka bertengkar. Aku benar-benar salut pada penerimaan sang istri kepada suaminya.

Di sisi lain, wanita ini tidak terlalu rajin (meskipun gak bisa juga disebut malas). Aku sering melihat anaknya berangkat sekolah tanpa sarapan terlebih dahulu, karena memang ibunya belum menyiapkan sarapan. Tidak jarang juga sang anak sibuk sendiri di pagi hari karena kedua orangtuanya belum bangun sama sekali.

Istri Kedua

Orangnya tinggi dengan bodi yang subur (bukan gemuk loh), wajahnya standar, tapi tetap lumayan. Wanita ini sangat rajin, pinter dan hobi masak juga. Orangnya pemurah dan gak pelit. Aku sering mendapatkan kesempatan nyicipin masakannya. Setiap kali kesempatan itu datang, bisa dipastikan aku akan bersuka cita karena senangnya.

Wanita ini bekerja di salah satu instansi pemerintah sebagai pegawai kontrak. Begitu juga suaminya. Untuk menambah penghasilan, dia sering menerima pesanan makanan, semisal kue-kue untuk suatu acara. Dia juga menjual nasi goreng, nasi uduk, dan nasi kuning untuk sarapan. Dan untuk pekerjaan yang satu ini, hampir setiap hari dia harus menyiapkan bumbu-bumbu untuk jualannya pada malam hari. Kadang sampai jam 11 malam. Lalu pagi harinya sebelum subuh dia mulai kegiatan masak memasak, dan jam 8 pagi dia berangkat ke kantor.

Subhanallah... aku salut akan rajinnya. Aku juga salut dengan kemampuan memasaknya. Namun, yang Masya Allah adalah lidahnya. Wanita ini kurang bisa menjaga lidahnya. Tidak jarang dia memaki suaminya, lalu beberapa saat kemudian sudah baik kembali. Yup, semudah lidahnya berkata, semudah itu pula dia melupakan. Tapi tetap... kata-kata yang keluar dari lidahnya seringkali sangat kasar, tidak enak didengar dan (aku yakin) bisa menyakitkan hati lawan bicaranya.

***

Benar-benar dua istri dengan tipe yang berbeda... Dan mereka membuatku berpikir, alangkah bahagianya seorang suami seandainya memiliki istri yang sifatnya merupakan gabungan sifat kedua istri tersebut, tanpa sifat-sifat buruknya.

Minggu, 01 Februari 2009

-7- A Friend in Need is A Friend Indeed

Ternyata sulit menjadi sahabat sejati bagi seorang teman, sesulit mencari seorang sahabat sejati. Sulit untuk selalu ada di sisi seorang sahabat, sebagaimana sulit menemukan sahabat yang senantiasa berada di sisi kita. Juga adalah sulit untuk SELALU menyediakan waktu untuk seorang sahabat, sesulit mencari waktu-waktu yang SELALU tersedia untuk kita.

Begitulah...

Kadang aku merasa bersalah ketika seorang teman mempercayakan keluh kesah hatinya kepadaku, tapi aku tidak bisa sepenuhnya menyediakan hatiku untuk ikut merasakan masalahnya. Aku sering merasa bersalah, ketika seorang teman butuh aku untuk mendengarkan cerita-ceritanya, tapi bahkan aku jenuh dan tidak punya waktu. Aku juga merasa bersalah ketika seorang teman sangat mengharapkan bantuanku, namun aku membantunya tidak dengan usaha yang maksimal.

Maafkan aku sahabat...

Sesungguhnya aku mencintai kalian meski terkadang aku lupa apa itu cinta. Sesungguhnya aku peduli pada kalian meski sering aku tak bisa menunjukkannya dalam wujud yang kalian inginkan. Dan sesungguhnya aku selalu ingat kalian meski hari-hariku dipenuhi kesibukan tanpa akhir.

Memang, a friend in need is a friend indeed...