Kamis, 16 Agustus 2012

-91- Perempuan dan Air Mata

Perempuan mana sih yang tidak pernah menangis di saat usianya sudah tergolong dewasa? Rasanya tak ada. Kalau ada malah saya ingin sekali berguru padanya. Bukankah perempuan secara umum dianugerahi perasaan yang lebih peka ketimbang laki-laki yang lebih banyak menggunakan logika dalam memutar roda hidupnya. Bukankah keluarnya air mata tak melulu urusan sedih, sakit hati, kesal ataupun galau, melainkan juga bahagia, sesal, juga syukur.

Dulu ada seorang teman perempuan yang baru saja menikah, lalu bercerita bahwa kemarin ia menangis, padahal belum juga genap sebulan usia pernikahannya. Masalahnya sepele. "Hanya" karena dia mau masak, trus ditungguin suaminya, trus suaminya komentar yang kira-kira gini, "Bukannya masak itu (itu refers to saya lupa tepatnya apa, hehehe) bukan kayak gitu, tapi diginiin..." - sori jek, gak jelas, tapi pasti yang baca pada ngerti esensinya kemana. Dikomentarin gitu langsung berkaca-kaca deh tu perempuan, lalu keluarlah air matanya. Suaminya bingung dan gelagapan minta maaf. Mungkin sambil berpikir keras, memangnya apa yang salah dengan kalimat saya? "Cuma" gitu doang loh...

Setelah diceritakan kembali mungkin para pendengar juga akan menggunakan kata "HANYA" atau "CUMA" pada komentarnya, pun pendengar perempuan. Tapi sebenarnya esensinya adalah coba pahami perasaan dan emosi yang sedang dilibatkan oleh perempuan tadi dalam dirinya, pada waktu dan kondisi yang persis sama saat cerita terjadi. Saya juga pendengar, dan sempat berpikir spontan, masa sih kayak gitu aja nangis. Dan mungkin si pencerita juga menyadari bahwa orang lain yang mendengar ceritanya pasti akan berkomentar begitu, maka tanpa diminta dia pun langsung menjelaskan kenapa dia menangis.

"Itu hal yang sangat sensitif menurut saya, pada saat-saat itu.", katanya. Coba pikir bukan dengan logika, tapi perasaan. Dia masih sangat baru menjadi istri. Itupun sebelumnya tanpa melewati prosesi pacaran, jalan bareng, atau ngobrol sepanjangan di telepon. Keintimannya dengan suaminya baru saja dimulai. Api semangatnya untuk menjelma menjadi istri paling baik sedunia baru saja dinyalakan, tapi malah api itu seolah ditutupi dengan karung basah. Harga dirinya terinjak, seolah2 suaminya berkata, "Gimana sih, masa gitu aja gak bisa, sini saya ajarin...". Kredibilitasnya seolah dipertanyakan terlalu dini. Atau mungkin secara emosi dia berpikir, "Untung saya mau nikah sama kamu, masak buat kamu, bukannya dihargai malah dicela..." - padahal suaminya bahkan gak terpikir buat mencela, malah menikah dengan istrinya itu sudah membuatnya tak henti bersyukur atas karuniaNya. Ah, perempuan...

Rasanya saya kurang bisa menggambarkan emosi dan sensitifitas si perempuan tadi. Maaf ya... Saya bisa merasakannnya, dulu, bertahun-tahun yang lalu saat mendengar ceritanya, karena saya juga perempuan. Bahkan saya masih ingat ceritanya sampai sekarang, padahal bisa jadi teman perempuan saya itu sudah tidak ingat lagi kejadian tersebut.

Begitulah perempuan. Cerita di atas hanya salah satu contoh kasus. Perempuan itu untuk dipahami perasaannya. Kalaupun tidak bisa secara spontan, cobalah untuk sejenak melibatkan hati, agar mengerti emosi yang sedang dideritanya. Perempuan itu sensitif. Tidak semua perempuan bisa marah-marah ketika kesal. Tidak semua perempuan bisa ngomel gak jelas ketika ada yang tidak sreg di hatinya. Tidak semua perempuan bisa complain ketika merasa cemburu. Tidak semua perempuan bisa meluapkan semua yang tersimpan dalam hatinya. Karena saya juga perempuan, kadang saya berpikir betapa hebatnya seorang perempuan, bisa menampung semua rasa yang tak terkatakan. Perempuan waspadalah, karena dikhawatirkan ruang hatimu tidak begitu kuat untuk menampung semuanya. Simpanlah apa yang harus disimpan, lalu keluarkan sisanya. Semoga cukup kepada Tuhanmu.


####################


Wuihh,,, pegel juga jari membuat tulisan dalam sekali duduk. Pagi ini saya ingin menulis, tapi gak tau mau nulis apa. Saya mencoba salah satu trik menulis.

Coba awali dengan menulis satu kalimat, tentang apapun yang tiba-tiba terlintas dalam pikiranmu atau tentang apapun yang tiba-tiba kamu baca.

Setelah itu lanjutkan, terus, dan terus...

Apa hasilnya? Horeeeeee TERBUKTI, hehehehe...

Saya berhasil membuat satu tulisan yang bahkan tidak saya duga sebelumnya hal apa yang akan saya ceritakan dalam tulisan saya. Kalaupun gak nyambung di awal-awal, it's ok lah... Yang penting hasrat ngeblog hari ini sudah tepenuhi :)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar