Rabu, 04 Februari 2009

-10- Chatting Ideal

Salah satu wadah interaksi di dunia maya adalah melalui chatting. Banyak situs-situs serta software yang mendukung layanan ini. Namun, di sini aku tidak akan membahas masalah teknologi per-chatting-an karena aku bukan pakar TI. Aku ingin membahas tentang chatting itu sendiri. Bagaimana chatting yang ideal menurutku.

Sebenarnya apa sih tujuan dari chatting itu? Aku pribadi mengelompokkan tujuan chatting menjadi dua hal, berdasarkan dengan siapa aku chat.

1. Jika aku chatting dengan orang-orang yang sudah aku kenal sebelumnya (misal teman2 sekolah, teman2 kuliah, atau teman yang lain), maka tujuanku adalah untuk silaturahim. Apalagi kalau teman2 tersebut nun jauh di sana. Melalui chatting aku masih bisa tahu gimana kabar mereka dan kami juga bisa saling pantau.

2. Jika aku chatting dengan orang baru yang sama sekali belum dikenal sebelumnya, maka tujuanku adalah berbagi cerita, serta pengalaman, atau sekedar sarana untuk mendiskusikan suatu topik. Then, ketika obrolan terasa nyambung, lama kelamaan dengan sendirinya dan secara otomatis, we’ll make a friend. Chatting yang akan dibahas selanjutnya adalah tipe chatting yang ini.


Dulu, waktu masih muda (hihihi, sok tuwir amat...) alias masih awal-awal kuliah, aku hobi chatting. Join ke room tertentu, lalu mulai chatting. Tapi, jika melihat kembali tujuan chatting-ku, maka bisa dikatakan jarang sekali aku menemukan atau mengalami chatting yang menurutku ideal.

Aku tidak terlalu suka jika chatting diawali dengan pertanyaan, asl pliz... Age, sex, location. Penting yah? Entahlah, menurutku tidak terlalu. Mood-ku untuk chatting mulai berubah jika disodori pertanyaan seperti itu sejak awal, karena jika keadaannya seperti itu, bisa dipastikan bahwa tujuan chatting menurutku dan menurut lawan bicaraku adalah berbeda.

Menurutku, sekali lagi menurutku, chatting gak perlu diawali dengan perkenalan. Masalah nama, panggil saja sesuai nickname yang muncul di layar. Masalah gender, silakan ditebak-tebak sendiri, toh lama kelamaan akan teraba juga. Bukankah dengan begitu chatting jadi semakin menarik...

Chatting ya chatting aja. Langsung diskusikan mengenai hal-hal yang akan dibahas. Biarkan obrolan mengalir. Dengan begitu kita bisa merasa tertantang karena harus menebak-nebak gendernya, umurnya, juga segala pernak pernik lawan chat kita. Jikalau seterusnya obrolan terasa nyambung, dengan sendirinya pertanyaan seperti "brp umurmu?" atau "kamu cewe kan?" atau "emang kuliah dimana?" tidak akan terasa basi.

Setidaknya begitulah chatting yang ideal menurutku. Sekali lagi itu hanya menurutku. Karena jika chatting adalah ajang untuk mencari gebetan, maka memang pertanyaan “asl plz” di awal pembicaraan adalah bagian dari kunci penentu kelanjutan chatting selanjutnya.

Note: Sekarang dah tua, jadi chatting cuma sama temen2 yang jauh aja. Tua?! Hiks..hiks..

2 komentar:

  1. yoi, aq juga males kalo chatting udah menjurus ke nyari pasangan kayak gitu. aq chatting buat nambah temen. setelah sekian lama aku masuk room chat dan chat sama orang-orang baru dari seluruh dunia, aku cuma dapet kejenuhan dan tujuan utama ku ga tercapai. ga ada satupun di antara orang-orang baru itu yang berlanjut ke teman, so aku berhenti. sekarang sih, chat ama temen-temen yang dah dikenal aja.

    BalasHapus
  2. Setuju... emang lebih enak chat sama temen2 yang notabene kita dah kenal...

    BalasHapus