Sejak TK sampai kelas 3 SD, perempuan itu sekolah di Santa Agnes. Kelas 4 pindah ke madrasah yang terletak di dekat rumah. Waktu itu beliau belum bisa baca Quran, kenal huruf arab pun tidak. Tapi lucunya, beliau ikut lomba baca Quran (ayat2 pendek) dan menang. Hehe, katanya itu cuma karena dah hapal suratnya aja. Jurinya gak liat sih bahwa yang dibaca dan yang ditunjuk itu sebenarnya beda :).
Ketika duduk di kelas 3 SMA, perempuan itu sudah mulai mengajar di madrasah. Setelah lulus SMA juga masih ngajar kurang lebih 1 tahun. Kalo denger ceritanya, waktu itu jadul banget. Cewe2 pake pakaian yang atasannya kebaya dan bawahannya kain. Trus kemana2 naik sepeda. Wah, persis seperti gambaran yg ada di film2 lawas.
Setelah 1 tahun lulus SMA, beliau lanjut ke PGSLP. Menjalani pendidikan sebentar lalu diangkat menjadi guru SMP golongan IIa dengan gaji Rp.16.000,-. Dan sampai sekarang beliau tetap menjadi guru SMP bidang studi Matematika dengan masa kerja 30 tahun, dah dapet satya lencana malahan. Wow, perempuan itu memang berjiwa pengajar, makanya hepi2 aja ngajar, gak minat pusing untuk naik jabatan, jadi kepala sekolah misalnya.
Perempuan itu, perempuan yang paling kusayang sepanjang hidupku. Perempuan yang ikut berjilbab setelah terlebih dahulu kakakku dan aku memutuskan untuk berjilbab. Perempuan yg penuh semangat membaca buku Fiqih Wanita yg kubawakan, buku yang aku sendiri belum mengkhatamkannya. Perempuan yang rajin shaum sunnah dan shalat malam untuk mendoakan anak2nya. Perempuan yg hampir berusia 52 tahun namun tetap penuh ghiroh. Perempuan sederhana yang gak neko2, berperasaan halus dan tak pernah menuntut. Perempuan yg cenderung lebih mudah dinego dan diajak kompromi. Perempuan yang tak pernah sekalipun kudengar nada suaranya meninggi ketika bicara dengan suaminya.
Perempuan itu, perempuan yang ketika menyapu lantai tak pernah melewatkan seinci pun kolong tempat tidur untuk disapu. Perempuan yang tdk terlalu bisa protes dan membantah. Perempuan yang selalu repot bikin kue lebaran untuk tamu anak2nya. Perempuan yang rajin meramaikan rumah dengan tilawahnya. Perempuan yang tdk mendorong2 suaminya untuk menjadi pejabat. Perempuan yang hampir setiap hari meneleponku, sekedar bertanya, "Dwi lagi ngapain, sudah makan belum, tadi kemana aja?".
Perempuan itu, perempuan yang menyetrika rok SD-ku dengan sangat teliti, sampai2 banyak yg heran, bagaimana mungkin rokku terplisket dengan sempurna. Perempuan yang repot memikirkan kebaya wisudaku padahal aku sendiri cuek bebek. Perempuan yang sibuk mendorongku pake tas cewek dan bukan ransel. Perempuan yang gak suka ngerumpi sebagaimana ibu2 pada umumnya. Perempuan yang gak pernah minta dibeliin ini itu kepada anak2nya. Perempuan yg lebih suka naik ojek cewek klo dari pasar. Perempuan yang selalu setia mendengarkan cerita2ku yang gak penting. Perempuan yang gak suka pake jilbab pendek. Perempuan yang ingin selalu kupeluk dan ingin selalu kulihat binar indah matanya. Perempuan yang aku tak rela ia tersakiti secuil apapun. She is my mom, my beloved one.
Sungguh, ribuan kata dan cerita tak kan mampu menggambarkan sempurnamu di mataku. Sungguh, rangkaian aksara tak bertepi tak kan pernah sanggup mengukur betapa besar cintaku padamu. Kuucapkan selamat hari ibu buat ibuk. You are my heaven, oh my dearest mother... ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar