Selasa, 05 April 2011

-81- Ketika Seorang Perfeksionis Berkendara

Date Created : 25 Agustus 2009

Sore hari menjelang ashar, bersantai sejenak setelah pulang kantor.

Lucu, ingin rasanya aku tertawa jika mengingat kembali rentetan peristiwa di hari ini. Diawali dengan bangun sahur. Meskipun ibu kost sudah membangunkan sejak jam 03.00 dini hari, jadwal sahurku tetap saja jam 04.00. Setelah sahur lanjut subuh, nyetrika, mulai merendam pakaian kotor, lalu nonton TV sambil tidur-tiduran (ujung-ujungnya tidur lagi, hehe).

Masih antara sadar dan tidak (heran, kenapa ya pagi-pagi tu bawaannya ngantuk aja), aku mendengar bunyi sedikit gemuruh. Kuintip keluar, wuaaa... ternyata hujan. Ahh, malas... Aku kan harus ke kantor, kalo hujan gini rasanya ogah banget ngantor. Kantorku kan baru pindah. Sepuluh kilo euy. Sangat jauh dibanding posisi kantor sebelumnya yang tidak sampai 1 km.

Namun sebenarnya bukan itu inti permasalahannya. Yang pertama kali terlintas dalam pikiranku ketika mendapati hujan di pagi hari ini adalah "Yaaaaaaa, motorku kan baru dicuci kemarin sore, kotor lagi dunk, hikz...". Hahaha, enggak banget deh. Kalo gak mau kotor ya jangan dipake mbak, simpen aja di rumah, bungkus pake plastik :D.

Akhirnya, meskipun agak terlambat karena menunggu hujan reda, aku tetap berangkat ke kantor. Bismillah, dalam hati aku berdoa semoga tidak terjadi apa-apa di jalan. Kulajukan motor tidak lebih dari 40 km/jam. Pelan dan sangat hati-hati, menghindari tiap inchi jalanan yang basah sebisa mungkin. Masih dengan motivasi yang sama, aku tidak sudi motorku kotor.

Sekitar 4 km sebelum kantor, ternyata hujan lagi. Huh, menyebalkan. Berhubung masih gerimis, aku pun tetap melaju pelan. Saking pelannya, ketika tiba di salah satu turunan yang agak curam, dengan kondisi jalan yang jauh dari bagus, aku kehilangan keseimbangan, oleng ke kanan, dan brakkkkkk...

Pengendara motor di belakangku sontak berhenti dan membantuku berdiri. Malu banget. Aku gak peduli pada celana panjang yang robek karena tergores tanah keras. Aku juga gak peduli pada lutut yang agak sedikit nyeri. Aku hanya peduli pada rasa malu, juga... pada rasa menyesal karena motornya jadi lecet-lecet dan kotor. Hahahah, lagi-lagi :D :D

Setelah kembali mengatur posisi, aku melanjutkan perjalanan beberapa kilo lagi. Tiba di kantor, parkir, masuk ruangan, lalu duduk. Aku termenung dengan pikiran yang penuh. Hari ini cuaca dingin dan lembab. Aku asyik dalam renungan di tengah gerimis. Tak lagi kuhiraukan motor yang kuparkir tidak di bawah atap. Bodo’ amat deh.

Pikiranku berkelana kemana2. Plis deh Wee, perfeksionis boleh aja, tapi pilih2 waktu dan situasi lah... Ujung2nya kamu sendiri yang rugi kan. Lagian, itu perfeksionis atau oon sih? :D :P

3 komentar:

  1. kayaknya masih tuh sampai sekarang (2011)

    BalasHapus
  2. BIANZONE Phone eview20 Mei 2011 pukul 02.01

    cerita yang menarik dari seorang perfeksionis :) salam blogger

    BalasHapus
  3. Salam blogger juga :)

    BalasHapus