Seorang anak kuliahan yang sedang libur berencana hendak berkeliling kampung melihat-lihat perkembangan daerah sekitarnya. Dia mencari-cari motor yang biasa digunakannya. Ternyata, motor tersebut sedang dipinjam pamannya. Dia kesal. Lalu ayahnya menganjurkan agar sang anak menggunakan motor dinas ayahnya saja. Anak itu menolak mentah-mentah. "Aku gak mau pake plat merah.", ujarnya sambil berlalu dengan wajah berlipat sepuluh.
Gadis itu berusia dua puluhan, masih mementingkan gaya dalam bergaul. Dia hobi jalan-jalan bersama beberapa temannya. Kalau konvoi menggunakan motor, ahh rasanya gak seru. Mesti pake mobil nih supaya lebih keren. Dia pun mulai belajar nyetir. Meskipun masih terbata-bata, dia mendatangi teman-temannya untuk diajak jalan. Salah seorang teman bertanya, "Kamu beneran dah bisa nyetirnya?". Lalu dengan santainya dia menjawab, "Makanya ni pake mobil dinas bokap, kalo baru belajar mending pake mobil dinas aja, jadi kalo nabrak2 dikit gpp lah. Kalo pake mobil pribadi mah sayang..."
Salah seorang teman mengeluh dan menggerutu, betapa menderitanya tidak punya kendaraan di saat pekerjaan lapangan sedang banyak-banyaknya. Aku hanya menanggapi sekilas, "Bukannya motor dinas kantor ada beberapa. Masa sih gak ada satupun yang bisa dipinjam. Ini kan juga kepentingan dinas...". Bukannya tenang, malah dia semakin dongkol. Lalu dengan ketusnya ia menimpali, "Apaan, kendaraan dinas serasa kendaraan pribadi aja. Padahal dipake juga enggak, pelit banget gak mau minjemin. Huh..."
Tiga paragraf di atas hanyalah menggambarkan secuil fenomena tentang kendaraan plat merah, salah satu barang milik negara yang sering terlihat melintas di jalanan. Beberapa terlihat cantik dan elegan, beberapa terlihat kusam, kotor, bising, dan tak terawat bak bus kota yang tak lagi layak jalan.
Apa sih pentingnya kendaraan dinas? Mengapa negara memberikan fasilitas berupa kendaraan kepada orang-orang tertentu saja? Orang-orang yang mengepalai dinas, kantor, bidang, atau apapun, diberikan fasilitas kendaraan dinas karena memang mobilitas mereka diperlukan. Agar mereka lancar ngantor, lancar ngawasin anak buah, lancar mesti rapat disana sini demi kepentingan negara. UNTUK KEPENTINGAN DINAS. Dalam hal ini kita memang gak bisa terlalu naif. Ada kalanya kadang-kadang ‘tak sengaja’ kendaraan dinas tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi. Menurutku gak masalah, selama fungsi yang diharapkan dari adanya kendaraan dinas itu bisa terlaksana dengan baik.
Tidak jarang aku melihat mobil-mobil plat merah berseliweran di jalanan ketika sore hari. Yang nyetir adalah anak-anak usia sekolah yang ingin meneriakkan pada dunia bahwa ia adalah anak pejabat. Kaca jendela dibuka lebar supaya semua orang bisa melihatnya. Musik disko terdengar tidak indah sama sekali dari dalam mobil. Ia berkendara dengan cueknya, meskipun tidak mengantongi SIM. Ahh, polisi juga gak bakalan berani menilang mobil plat merah gini, mungkin begitu pikirnya. Benar-benar menggelikan. Aku sering mikir, katro banget siy ni orang. Disini aja loe berani, jago kandang. Kalau agak ke kota dikit, gak bakal ada yang melirik bro, hehehehh...
Coba Anda baca kembali paragraf kedua di atas. Fenomena ini sangat lazim. Aku sering gemes malihat kebanyakan orang rendah banget sense of belonging-nya terhadap kendaraan dinas yang nyata-nyata di atas kertas dipercayakan kepada mereka. Giliran tandatangan duit operasionalnya aja senangnya bukan main, tapi kendaraannya sendiri dicucipun tidak. Cobalah, sayangi kendaraan dinas Anda sebagaimana Anda menyayangi kendaraan pribadi, niscaya negara ini gak bakalan terlalu rugi.
Nah, untuk kasus teman saya pada paragraf ketiga di atas, bukan satu dua teman yang pernah mengeluhkan "pelitnya" pemegang kendaraan untuk meminjamkan kendaraan dinasnya kepada pegawai lain. Aneh memang. Seandainya kendaraan dipinjam untuk woro wiri gak jelas, maka pemegang kendaraan berhak menolak. Kalau untuk kepentingan dinas? Hmm, jika pemegang kendaraan juga sedang menggunakan untuk kepentingan dinas, sementara kepentingan pemegang dan peminjam tidak bisa dipenuhi sekaligus, maka wajar saja si pemegang menolak. Namun jika kendaraan nganggur, ngetem doang di rumah, apa salahnya kalau digunakan oleh pegawai lain, untuk kepentingan dinas juga kok, iya to??
Yang jelas, satu hal yang perlu diingat, kendaraan plat merah adalah BARANG MILIK NEGARA dan bukan BARANG MILIK PRIBADI. It’s general, not personal...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar