Aku belum menyerah. Kembali kubongkar satu per satu lembaran2 jilbab yang tersusun rapi pada rak pakaianku. Kali ini benar2 teliti, tidak seinci pun kulewati tanpa sorotan tajam mataku. Tetap saja ia tak kutemukan. Aneh, benar2 aneh...
Belum puas membongkar tumpukan jilbab2 segiempat itu, aku beralih menuju tumpukan2 di sebelahnya. Nihil, tetap tak ada. Kok susah sih mencari selembar jilbab saja. Selembar jilbab segiempat berbahan paris warna coklat tua dan ditaburi sedikit payet. Lalu saat itu juga aku langsung merasa bahwa jilbab itu adalah jilbab yang paling kusuka dibanding yang lain. Dasar manusia...
Aku kesal sekaligus gak habis pikir. Aku sangat yakin sebelumnya, jilbab itu ada di tumpukan bersama jilbab2 lain. Namun kenapa setelah kutinggal mudik dia gak ada lagi. Kemana dia? Dikemanakan dia? Oleh siapa?
Pikiranku dipenuhi prasangka2 buruk. Aku benci dengan prasangka ini. Namun tak bisa kupungkiri aku kecewa. Bukan jilbab yang lenyap yang aku sesalkan. Aku kecewa karena kepercayaanku untuk meninggalkan kunci kamar telah dirusak oleh oknum yang aku sendiri gak tahu siapa. Ya Allah, jauhkanlah aku dari prasangka buruk. Hanya selembar jilbab, Wee sayang...
Gak ada teman berkeluh kesah, akhirnya kuungkapkan kekesalan pada ibuku tersayang. Seperti biasa, kata2 ibu dipenuhi nasehat2. Beliau memintaku mencari lagi dengan lebih teliti dan jangan berburuk sangka. Aku kekeuh merasa sudah sangat teliti mencari. Lalu ibu bilang, "Ya sudah, klo memang gak ada ikhlasin aja. Ambil pelajarannya, lain kali lebih hati2. Insya Allah semua ada hikmahnya". Masih dengan kesal aku menimpali, "Apa hikmahnya?". Beliau menjawab, "Ya siapa tahu yg tadinya belum pake jilbab jadi tergerak untuk berjilbab". Aku terdiam.
Sigh... Hanya karena selembar jilbab aku kesal dan dipenuhi prasangka buruk. Alhamdulillah Allah menganugerahi aku seorang ibu yang bijak. I really luv u Mom...
CERITA YG FULL HIKMAH^^
BalasHapusTerimakasih... semoga bermanfaat ya :)
BalasHapus