HdohHH,, BetE buAngeEDd deGh, Wa kHAnN penGeN jaLan” N sYuuPiNg”, muMpuNG LiBuR, mALaH diSuRu nGanToR, huWAaaHHH...
laPeyyy BaNgeDd Niy, eNakNa mAkaN aP YaHh, bOseeEnN aHH...
BubU doLLoOO aHh, bEsoK kHann mW jaLaN” LaGeEe...
ceNdiRiaNN d rUMah, aTuUuT...
Wedew, cape banget ngetik 4 kalimat di atas. Asli... Waktu yang dibutuhkan buat ngetik 1 kalimat saja dengan rangkaian aksara seperti di atas adalah relatif lebih banyak daripada ngetik biasa. Kebayang gak sih, gimana kalau huruf2 tak beraturan tersebut mesti diketik lewat ponsel? Boro2 mesti ngetik di keypad hape pada umumnya (1 tombol 3 huruf), aku coba ngetik pake hape touchscren yang keyboard-nya onscreen aja susah banget. Benar2 memperlambat...
Begitulah... Jujur saja aku heran setiap melihat teman2 yang betah banget nulis kaya gitu. Contoh yang paling mudah adalah di facebook. Kalau aku perhatikan, tidak sedikit teman2 fb-ku yang sering mengupdate status mereka menggunakan rangkaian huruf tak beraturan tersebut. Info tentang account facebook mereka pun ditulis dengan huruf2 tersebut. Begitukah gaya tulis dan gaya bahasa yang lagi nge-trend di jaman ini? Wew, aku yang katro, yang gak ngerti makna 'keren', atau mereka yang dengan sukarela membuat susah diri sendiri. Hmm...
Aku tidak berhak men-judge, tapi aku berhak berpendapat. Jadi menurutku, irregular character yang digunakan dalam suatu kalimat adalah menyalahi kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar (ehemmm...). Rasanya cukup sudah kita (ehh, aku ding) menzolimi bahasa nenek moyang ini dengan menyingkat "yang" menjadi "yg", "dengan" menjadi "dgn", "untuk" menjadi "utk", atau "hati-hati" menjadi "hati2". Aku juga kalau ngetik sesuatu yang bukan berupa tugas atau surat resmi, pasti pake singkatan, kata2 tidak baku, juga susunan kalimat yang menyalahi kaidah yang benar. Hehe, males kalo bikin tulisan (seperti postingan ini) mesti sesuai kaidah karya ilmiah. *ngeles...
Namun, khusus untuk huruf besar dan huruf kecil... Wahh, aku inget banget guru Ekonomi-ku waktu SMU dulu pernah memarahi beberapa murid yang kalo nulis pake huruf besar dan kecil sekehendak hatinya. Ibu guru bilang, "Kayak gak pernah sekolah aja...". Padahal bukan guru Bahasa Indonesia loh, hehe. Waktu itu aku sangat setuju, masih sekolah sih, jadi masih konsisten dalam menggunakan huruf besar dan kecil. Sekarang? Masih konsisten juga, tapi hanya untuk nulis yang resmi2...
Jadi intinya apa? Bukan apa2, bacanya susyah euy... Aku heran kenapa banyak teman2ku yang ngefans banget sama irregular character tersebut. Aku yang tinggal baca doang aja susah mau baca, apalagi yang nulis. Boro2 status fb-nya mau kukomenin, bacanya aja ogah, males keluar energi lebih, xixi... Yah, apapun itu, rasanya gaul dan keren tidak harus dengan membuat susah diri sendiri, rite?! Setidaknya itu menurutku...
*) Tulisan ini tidak sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
laPeyyy BaNgeDd Niy, eNakNa mAkaN aP YaHh, bOseeEnN aHH...
BubU doLLoOO aHh, bEsoK kHann mW jaLaN” LaGeEe...
ceNdiRiaNN d rUMah, aTuUuT...
Wedew, cape banget ngetik 4 kalimat di atas. Asli... Waktu yang dibutuhkan buat ngetik 1 kalimat saja dengan rangkaian aksara seperti di atas adalah relatif lebih banyak daripada ngetik biasa. Kebayang gak sih, gimana kalau huruf2 tak beraturan tersebut mesti diketik lewat ponsel? Boro2 mesti ngetik di keypad hape pada umumnya (1 tombol 3 huruf), aku coba ngetik pake hape touchscren yang keyboard-nya onscreen aja susah banget. Benar2 memperlambat...
Begitulah... Jujur saja aku heran setiap melihat teman2 yang betah banget nulis kaya gitu. Contoh yang paling mudah adalah di facebook. Kalau aku perhatikan, tidak sedikit teman2 fb-ku yang sering mengupdate status mereka menggunakan rangkaian huruf tak beraturan tersebut. Info tentang account facebook mereka pun ditulis dengan huruf2 tersebut. Begitukah gaya tulis dan gaya bahasa yang lagi nge-trend di jaman ini? Wew, aku yang katro, yang gak ngerti makna 'keren', atau mereka yang dengan sukarela membuat susah diri sendiri. Hmm...
Aku tidak berhak men-judge, tapi aku berhak berpendapat. Jadi menurutku, irregular character yang digunakan dalam suatu kalimat adalah menyalahi kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar (ehemmm...). Rasanya cukup sudah kita (ehh, aku ding) menzolimi bahasa nenek moyang ini dengan menyingkat "yang" menjadi "yg", "dengan" menjadi "dgn", "untuk" menjadi "utk", atau "hati-hati" menjadi "hati2". Aku juga kalau ngetik sesuatu yang bukan berupa tugas atau surat resmi, pasti pake singkatan, kata2 tidak baku, juga susunan kalimat yang menyalahi kaidah yang benar. Hehe, males kalo bikin tulisan (seperti postingan ini) mesti sesuai kaidah karya ilmiah. *ngeles...
Namun, khusus untuk huruf besar dan huruf kecil... Wahh, aku inget banget guru Ekonomi-ku waktu SMU dulu pernah memarahi beberapa murid yang kalo nulis pake huruf besar dan kecil sekehendak hatinya. Ibu guru bilang, "Kayak gak pernah sekolah aja...". Padahal bukan guru Bahasa Indonesia loh, hehe. Waktu itu aku sangat setuju, masih sekolah sih, jadi masih konsisten dalam menggunakan huruf besar dan kecil. Sekarang? Masih konsisten juga, tapi hanya untuk nulis yang resmi2...
Jadi intinya apa? Bukan apa2, bacanya susyah euy... Aku heran kenapa banyak teman2ku yang ngefans banget sama irregular character tersebut. Aku yang tinggal baca doang aja susah mau baca, apalagi yang nulis. Boro2 status fb-nya mau kukomenin, bacanya aja ogah, males keluar energi lebih, xixi... Yah, apapun itu, rasanya gaul dan keren tidak harus dengan membuat susah diri sendiri, rite?! Setidaknya itu menurutku...
*) Tulisan ini tidak sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar.