Jumat, 20 Juli 2012

-89- Warisan Digital

Dia berdiri
Dunia terasa berputar, bintang berjatuhan
Dia pun duduk
Bulan dan matahari menghimpit
Tapi bintang tak lagi jatuh

Semua tetap gelap
Dingin mendera tubuh
Hangat di telapak tangan

Gudang memori mengaduh
Berontak atas beban yang begitu penuh
Sesak atas sampah-sampah yang belum sempat dibuang
Carik-carik kertas yang harus dibakar di tempatnya
Agar menyisakan ruang yang tertunda
Untuk diisi kembali
Setelah dijejali beragam harum bunga

Dia tersenyum konyol
Atas running text yang berjalan santai di keningnya
Mengantarkannya ke depan pintu sebuah mesin waktu virtual
Yang dia sadari, sangat sadar, bahwa tidak nyata
Namun kakinya tetap melangkah masuk
Menyaksikan seorang tua berjalan tertatih
Juga seorang jompo penyakitan
Mungkin itu adalah dia
Jika Tuhan mengizinkan usianya sampai
Meski dia tak mau

Kakinya berbelok
Ingin berjalan ke kiri, menyampaikan sedikit pesan
Walau dia sadar jika itu terjadi
Maka takkan ada lagi dia yang belum menjelajah waktu
Dia yang bahagia
Dia yang tertekan
Dia yang menahan rasa
Dia yang me-malaikat
Dia yang selalu berusaha sekuat tenaga mengusir prasangka, menghalau pedih
Dia yang begitu disayangi

Aku kasihan padanya
Aku juga bangga padanya

Aku bersedih untuknya
Aku juga menghadiahinya selamat atas kepuasan yang tak terukur

Dualisme yang begitu kuat menerjang pertahanan logika manusia
Yang lemah di hadapan Tuhannya
Merengek-rengek memohon usia berkah yang tak panjang
Agar dapat kembali

Di saat-saat terbaik dalam hidupnya

Jika saja boleh memilih...

Semoga...


Selasa, 03 Juli 2012

-88- Intermezo

Hufffhhhhhh, leher dan punggung saya pegel banget dari tadi melototin laptop bacain curhatnya para emak2 di beberapa grup facebook. Saya takut lama2 bisa gangguang tulang kalau posisinya gini terus, sepertinya tinggi kursi dan mejanya memang kurang ideal. Saya sekarang lagi senang2nya ngegrup, apalagi grup yg isinya emak2. Bacain thread-nya satu per satu, mulai dari soal makanan, anak, suami, mertua, investasi, dan sebagainya dan sebagainya, membuat otak saya rasanya semakin kaya.

Kalau direview sedikit, semenjak menikah saya banyak berubah. Kalau dulu hobi banget foto2 trus upload di jejaring sosial, sekarang malah foto2nya banyak yang saya delete. Beberapa ada yg permintaan suami juga sih, katanya foto2 yg keliatan dada delete aja. Urusan foto memotonya tetep suka sih, apalagi anak saya Zaim suka minta difotoin dengan tampang imut dan lucunya. Ngademin deh ngeliatnya...

Sejak nikah juga saya gak lagi suka mentengin timeline facebook, saya lebih suka twitteran, perasaan lebih berkelas karena facebook saya sudah kebanyakan jualannya. Kalau dulu kan dengan tampilan fb mobile, tiap kali buka fb pasti saya selalu klik see more stories, teruuusss sampai berlembar2. Lama kelamaan yg saya liat cuma yg ada di homepage aja, alias yg halaman pertama aja, dan sialnya selalu kebanyakan gambar2 jualan entah apa. Dan sekarang, saya rada males bahkan cuma buat baca status yg ada di halaman pertama. Setiap kali saya buka fb, saya langsung meluncur ke halaman group2 favorit saya, atau ke halaman olshop yang barangnya sedang saya cari. Dengan kata lain, saya fesbukan untuk nambahin info melalui group atau untuk belanja online. Sisanya, seperti konfirmasi teman, komen status, dan sejenisnya hanyalah sekedar aksesoris. Oiya, satu lagi yg masih sering saya lakukan dg fb adalah membookmark artikel yg menurut saya menarik dg cara posting link-nya di fb karena saya pasti membuka fb setiap hari.

Selain itu, setelah 3 bulan menikah saya juga langsung pindah kantor. Kalau di kantor lama isinya kabanyakan para single, gadis2 dan bujang2 yang pada umumnya masih anak2 muda (seumur saya bolehlah dikatakan muda ya...^_^). Yang diperbincangkan adalah soal fashion-lah (baca: baju, dompet, sepatu, dll), beli ini beli itu yang sifatnya masih ringan, jalan2, duduk2 ngerumpi. Nah kalau sekarang, di kantor baru, yang single cuma tinggal 1 orang. Sisanya emak2 dan bapak2. Obrolannya ya seputar masak memasak, makanan kesukaan anak, kebiasaan anak, kehamilan dan menyusui, rumah, tanah, kebun, mobil, bisnis, dll. Kalau gak ada kerjaan mending pulang main sama anak atau masak buat makan siang daripada ngabisin waktu di kantor cuma ngobrol2 aja. Apalagi cuma buat jalan2 keluar rumah tanpa keluarga, boro2 deh. Terlihat bedanya kan ya, hehehe...

Yah, mungkin semua ada waktunya ya. Kalau masih bujangan ya dinikmati aja. Percaya deh, pasti nanti ketika sudah berkeluarga kadang kita masih merindukan masa2 bujangan. Kalau sudah nikah juga ya jangan kebablasan kayak masih bujang aja. Sudah ada yang nunggu di rumah loh...

Nah nah, saya cerita apa sih. Tadinya kan mau cerita tentang curhatan para emak2 di fesbuk yang langsung membuat saya merasa sangat bersyukur punya suami seperti suami saya, punya anak seperti anak saya, punya orangtua dan mertua seperti orangtua dan mertua saya, punya kakak dan adik seperti kakak dan adik saya, juga punya saudara2 ipar seperti ipar saya. Malah melenceng ini ceritanya.

Anggap saja intermezo...